19 C Jakarta
Thursday 2nd May 2024
By SamAzhar

Indonesia Bangga! Pelopori Hari Bebas Kendaraan Bermotor di Kawasan ASEAN

ASEAN-Car-Free-Day
ASEAN Secretary Headquarter (www.aspistrategist.org.au)

Perubahan iklim
(climate change) yang terjadi di
dunia telah membawa dampak buruk bagi umat manusia. Musibah banjir, tanah
longsor bahkan rob serta bencana alam lainnya tak lagi dapat dihindari. Semua
ini dapat terjadi akibat ulah manusia (human
error
). Termasuk polusi udara (air
pollution
) yang disebabkan oleh asap (smoke)
sisa hasil industri dan residu kendaraan bermotor di perkotaan menjadi
penyumbang terbesar menipisnya lapisan ozon di atmosfer bumi sehingga
menyebabkan efek rumah kaca (green house
effect
). 

Padahal sejak dahulu Indonesia dikenal sebagai paru-parunya dunia
karena memiliki areal hutan yang luas terutama di Pulau Kalimantan dan
banyaknya pepohonan hijau memproduksi jumlah oksigen yang dibutuhkan penduduk
di dunia. Lain dulu lain sekarang, kini semua itu hanya tinggal kenangan.
Banyak hutan yang rusak akibat penggundulan hutan dan pembalakan liar, sehingga
perlahan-lahan memberi efek pada kualitas udara pada level yang memprihatinkan.

Indonesia sebagai Paru-paru dunia (dok. cfo.com)
Parahnya lagi
seperti dilansir dari situs online mediaindonesia.com, Jakarta dalam Indeks
Kualitas Udara (AQI) berdasarkan AirVisual akhir Juli lalu tepatnya pada Jum’at
(27/7), berada di posisi kelima terburuk di dunia dan tetap paling buruk di
antara negara-negara ASEAN. Miris yaa? Seperti diketahui kualitas udara dapat
diukur dengan mengukur tingkat partikel yang lebih kecil dari 10 mikrometer per
meter kubik udara µg/m3, atau Particulate
Matter
10 yang biasa disingkat PM10.
Data AirVisual menunjukkan Jakarta mencapai 138 µg/m3. Ukuran tersebut kemudian telah diperbarui
dengan PM2,5, yang mengukur partikel berukuran lebih kecil dari 2,5 µg/m3.

PM2,5 adalah partikel udara halus yang sangat
berbahaya karena dapat berpenetrasi menembus bagian terdalam dari paru-paru dan
sistem jantung, menyebabkan gangguan kesehatan di antaranya infeksi saluran
pernafasan akut (ISPA), kanker paru-paru, penyakit kardiovaskular, dan bahkan
kematian.
Menurut kategori
yang ditetapkan, konsentrasi skala 0-50 µg/m3 diklasifikasikan udara
yang baik, 51-100 µg/m3 (moderat), 101-150 µg/m3 (tidak
sehat untuk kelompok sensitif), 151-200 µg/m3 (tidak sehat), 201-300
µg/m3 (sangat tidak sehat), dan 300+ (bahaya). 

Sebagai pembanding di
dalam negeri sendiri, kualitas udara Jakarta jauh lebih buruk daripada di Batam
(Kepulauan Riau) 74 µg/m
3 dan Medan (Sumatra Utara) 34 µg/m3. Bayangkan jika
hal ini dapat membawa dampak jangka panjang bagi terganggunya kesehatan
penduduk Jakarta khususnya pada sistem pernapasan.

Lantas apakah cukup hanya
duduk diam meratapi nasib saja?

ASEAN-Car-Free-Day
Ilustrasi Jalan Raya tanpa Kendaraan Bermotor

Sebenarnya pemerintah
pusat dan daerah dalam hal ini tidak tinggal diam. Pemerintah menawarkan
beragam solusi dan telah mencanangkan banyak program untuk mengurangi dampak
dari polusi udara. Seperti menaikkan harga bensin dan mengubahnya menjadi
Pertamax, merevitalisasi insfrastruktur seperti jalur pejalan kaki (pedestrian), memperbanyak variasi moda
transportasi publik seperti BRT (Bus
Rapid Transit
), KRL (Commuter Line)
hingga MRT (Mass Rapid Transit) dan
LRT (Light Rapid Transit) yang masih
dalam proses pengerjaan sampai saat ini. Tidak hanya itu saja pembatasan sistem
ganjil genap (jilnap) diberlakukan di beberapa wilayah Jalan Protokol ibukota,
bahkan peraturan Hari Bebas Kendaraan Bermotor yang kita kenal dengan Car Free Day pada hari Minggu dari pagi
hingga siang hari. Tujuannya tak lain dan tak bukan yaitu untuk mengurai kemacetan
lalu lintas dan mengurangi polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor
(motor vehicles).

Minggu lalu (5/8)
menjadi kehormatan tersendiri bagi Indonesia dalam rangka menularkan gaya hidup
sehat kepada masyarakat di negara-negara anggota ASEAN
sekaligus sebagai negara pemimpin dan tuan rumah diluncurkannya program Hari
Bebas Kendaraan (HKB) ASEAN (ASEAN Car Free Day). 
ASEAN-Car-Free-Day
Pemateri yang hadir pada media briefing ASEAN Car Free Day

Bertempat di
kantor Kemenko PMK, peluncuran Hari Bebas Kendaraan Bermotor se ASEAN diresmikan
dan digaungkan melalui temu media
briefing
(pengarahan) yang dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Koordinasi Bidang
Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Kementerian Kesehatan (Kemenkes),
perwakilan tetap untuk ASEAN dari negara anggota ASEAN di Jakarta, Sekjen ASEAN
dan Deputi Sekretaris Jenderal untuk Komunitas Sosial Budaya ASEAN dan
mengundang lebih dari 50 perwakilan dari media cetak,
online dan official tv broadcaster,
termasuk rekan
Blogger.


ASEAN-Car-Free-Day
Logo ASEAN Car Free Day

ASEAN Car Free
Day

(ASEAN
CFD
) merupakan prakarsa advokasi di tingkat regional. Oleh Kementerian
Kesehatan Indonesia dengan dukungan dari Kementerian Kesehatan negara anggota
ASEAN lainnya untuk mempromosikan gaya hidup sehat, dengan melakukan aktivitas
fisik dan berbagai bentuk kegiatan positif lainnya yang dilakukan oleh
masyarakat di area khusus atau jalan yang bebas dari kendaraan bermotor, dalam
waktu dan hari tertentu dalam sebulan. ASEAN Car Free Day dapat menjadi sarana
yang baik bagi pembangunan masyarakat ASEAN,
terutama di bidang kesehatan, dengan bersama-sama mengedukasi masyarakat
tentang pentingnya kesehatan di sepanjang area Car Free Day.

Sebelumnya para
Menteri Kesehatan se ASEAN pada pertemuan dwi tahunan dalam ASEAN Health Ministers/ AHMM) pada bulan
September 2017 di Brunei Darussalam membahas inisiatif untuk saling memperkuat
komitmen khususnya di sektor kesehatan ASEAN dalam mempromosikan gaya hidup
sehat dan mengatasi atau mencegah serangan terutama ditimbulkan oleh penyakit
tidak menular, seperti Diabetes, Kanker, penyakit kardiovaskuler dan sistem
pernapasan. Salah satunya dengan program Car Free Day.

ASEAN-Car-Free-Day
Budaya Hidup Sehat Negara ASEAN

“Pemerintah
Indonesia mengucapkan terima kasih kepada ASEAN yang telah menunjuk Indonesia
untuk menjadi lead country sekaligus host country peluncuran
ASEAN Car Free Day tersebut. Pihaknya merasa terhormat dapat menerima kepercayaan
dari ASEAN dalam mengemban tanggung jawab ini.”

Menko PMK dalam
sambutannya menegaskan kembali komitmen Indonesia pada pertemuan para Menteri Kesehatan se-ASEAN menyatakan bahwa Indonesia akan terus melanjutkan
implementasi Hari Bebas Kendaraan dan akan terus mendorong program ini untuk
dapat dilaksanakan pula di seluruh Negara ASEAN.
“Kami mengapresiasi inisiatif dan kerja dari sektor Kesehatan ASEAN untuk
mengangkat kegiatan Car Free Day
sebagai bagian dari upaya ASEAN mendukung people-centered
ASEAN dan terus berkolaborasi antar sektor.”, jelasnya

“Peluncuran ASEAN Car Free Day merupakan sumbangsih
Indonesia kepada ASEAN yang akan berulang-tahun ke-51 pada
tanggal 8 Agustus 2018, demikian sambutan Menko PMK, Puan Maharani, yang
dibacakan oleh Deputi bidang Koordinasi Peningkatan Kesehatan, Kemenko PMK,
Sigit Priohutomo, saat jumpa media peluncuran ASEAN Car Free Day di aula Heritage,
gedung Kemenko PMK, Jakarta.

Hari Bebas
Kendaraan sudah dimulai oleh Indonesia sejak tahun 2002. Meskipun dilakukan
secara bertahap, HKB di Indonesia hingga kini jadi salah satu agenda rutin
mingguan khususnya di ibukota Jakarta. HKB di Indonesia perlahan menjalar ke
berbagai kota lain di Indonesia, bahkan sudah semakin membudaya di tengah
masyarakat Indonesia. 

ASEAN-Car-Free-Day
Peluncuran ASEAN CFD di Brunei Darussalam (dok. ASEAN)

Sama halnya di Indonesia, masing-masing negara ASEAN
lainnya seperti Brunei Darussalam dan Malaysia bergabung dalam launching ASEAN
Car Free Day
 secara serentak pada Minggu pagi (5/8) waktu setempat. Negara-negara
tersebut berjanji untuk konsisten melakukan agenda weekly car free days atau
dikenal dengan car-free mornings setiap
minggunya. Negara anggota ASEAN lainnya juga telah memulai hari bebas
kendaraan bermotor, seperti Singapura yang telah lebih dahulu mengadakan acara
serupa pada tanggal 27 Juli 2018, sementara negara anggota ASEAN lainnya telah
menjadwalkan kegiatan hari bebas kendaraan bermotor dalam beberapa bulan
mendatang.

Dalam pidatonya
Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, SpM(K) selaku Menteri Kesehatan Republik Indonesia
menyampaikan hal yang tidak jauh berbeda, bahwa “Kemenkes RI sangat mendukung
program ini karena sejalan dengan semangat Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau
yang disingkat GERMAS, sambutnya di depan para tamu yang hadir.” Sebagaimana
diketahui, mempraktekkan gaya hidup sehat, salah satunya dengan berolahraga adalah
bagian dari upaya pencegahan terhadap penyakit. Tubuh kita jadi lebih segar dan
pikiran pun lebih positif. Ke depan hendaknya kita terus berupaya agar hal-hal
positif menjadi budaya yang diadopsi oleh masyarakat ASEAN, imbuh Ibu Menkes.

Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, SpM(K)
Ket. Sambutan Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila Moeloek, SpM(K)

Lebih lanjut Prof.
Nina Moeloek menyampaikan kegiatan ini juga merupakan bagian dari pelaksanaan
ASEAN Declaration on Culture of Prevention for a Peaceful, Inclusive,
Resilient, Healthy and Harmonious Society
 yang telah diadopsi oleh
para Pemimpin negara ASEAN pada Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke 31 pada 13
November 2017 di Manila, Filipina. Besar harapan agar acara peluncuran ASEAN
Car Free Day sekaligus dapat menyediakan ruang gerak yang luas bagi kolaborasi
multi-sektor yang solid di tingkat nasional dan ASEAN dalam rangka
mempromosikan gaya hidup sehat dan menciptakan masyarakat yang damai, inklusif,
tangguh, sehat, dan harmonis.

ASEAN-Car-Free-Day
Pernak-pernik ASEAN Car Free Day (dok. Imawan)

Pada acara ini
juga resmi diperkenalkan logo ASEAN Car Free Day dan tayangan video
pelaksanaan ASEAN Car Free Day di
sejumlah negara ASEANASEAN Car Free Day diluncurkan bersamaan
dengan pemecahan rekor dunia Tari Poco-poco yang menjadi ajang promosi sosio-kultural
aseli Indonesia kepada dunia. Kemeriahan peluncuran ASEAN Car Free Day diwarnai
dengan pembagian souvenir berupa pin dan bendera berlogokan ASEAN Car Free Day
serta photo booth yang tersedia di
beberapa titik.

Kesimpulan

Kegiatan ASEAN Car Free Day diharapkan dapat dapat
mempererat kolaborasi multi-sektor dan bertujuan tidak hanya untuk
mempromosikan gaya hidup sehat dan mengurangi tingkat polusi udara dengan
mengurangi penggunaan kendaraan bermotor di jalan, tetapi juga untuk mendorong
terciptanya masyarakat yang damai, inklusif, tangguh, sehat dan harmonis. Dengan
begitu terciptalah pembangunan yang berwawasan kesehatan guna menyehatkan
masyarakat dalam lingkup ASEAN.



  • No Comments
  • August 12, 2018

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *