19 C Jakarta
Tuesday 7th May 2024
By SamAzhar

Konsep Keluarga Bahagia yang Terencana Menuju Indonesia Emas 2045

Menjadi anak
tunggal satu-satunya di keluarga besar dalam silsilah generasi keturunan Ayah
dan Ibu rasanya antara enak tidak enak. Mulai dari dicap sebagai anak
kesayangan atau anak emas bahkan dinilai kerabat atau sanak famili sebagai
keluarga yang serba kecukupan sebab dianggap sedikit tanggungan karena hanya
memiliki anak semata wayang. Padahal aselinya sama saja kok dengan anak-anak
yang lain di keluarga secara umum. Hehe

Kalau
diceritakan ulang begitu besar pengorbanan orang tua untuk melahirkan saya ke
dunia ini. Sepuluh tahun perkawinan mereka lewati dengan penuh harap dan
perjuangan. Apalagi menjadi pasutri yang bekerja saat itu tidaklah mudah. Semua
jenis pengobatan dari mulai medis hingga alternatif mereka tempuh agar cepat
dikaruniai momongan.

Tak
henti-hentinya mereka memanjatkan do’a setiap malam. Memohon kepada Alloh SWT
Sang Maha Pencipta supaya diberikan buah hati impian untuk segera menyusul
adik-adiknya dalam keluarga yang telah lebih dulu tokcer punya anak.

Hingga akhirnya
tiga dasawarsa yang lalu akhirnya mereka diberi kepercayaan oleh Dzat Yang Maha
Kuasa untuk menimang jabang bayi yang kemudian diberi nama dalam akta lahir
jika diartikan secara harfiah adalah anugerah dan cahaya yang cerah dalam
keluarga.

Beranjak dewasa
saya baru memahami apa arti keluarga yang sebenarnya? Bukan sekedar cinta,
saling sayang, menikah, punya rumah lalu punya anak namun ternyata lebih dari
itu. Betapa anak merupakan harta berharga dan karunia besar yang dititipkan oleh
Tuhan kepada setiap insan manusia.

Mirisnya masih
banyak orang di luar sana yang menyia-nyiakan anaknya dengan pergi meninggalkan
bahkan membuangnya ke tempat sampah setelah dilahirkan. Lebih biadabnya lagi
janin yang tak berdosa tersebut digugurkan di dalam kandungan. Hati ini seperti
tertusuk-tusuk rasanya. 

Padahal banyak pasangan di luar sana yang sedang
menantikan punya anak hingga puluhan tahun lamanya. 
Betapa sedihnya
hati mereka jika mendengar hal ini.

Ilustrasi Interaksi Keluarga (dokpri)
Hakikat Berkeluarga

Dikatakan dalam
sebuah ayat kita memang diciptakan berpasang-pasangan antara laki-laki dan
perempuan untuk saling mencintai, menyayangi dan mengasihi satu sama lain. Pada
hakikatnya dianjurkan bagi mereka yang seiman, telah baligh dan mampu secara
lahir dan bathin untuk segera menikah dan berumah-tangga. Nah, sebelumnya kita
perlu mengetahui terlebih apa saja modal dalam membina keluarga.

Jika dahulu
prinsip banyak anak banyak rezeki. Semakin memperbanyak keturunan maka akan
berlimpah penghasilan. Hal tersebut mungkin hanya berlaku pada masa silam.
Tidak demikian dengan zaman sekarang ini.

Seperti apa sih
ciri keluarga ideal dan bagaimana membangun keluarga yang bahagia? Hal ini
perlu dipahami baik itu bagi pasangan yang telah menikah ataupun buat yang
belum menikah.

Blogger BPlus

Merupakan tanggung
jawab pemerintah sebagai instansi terutama dalam hal ini BKKBN (Badan
Kependudukan dan Keluarga Bencana Nasional) dengan  memberi ketegasan
tentang kependudukan guna menurunkan angka kelahiran dan pernikahan dini.
Bersinergi dengan BPlus mengadakan kegiatan temu komunitas dengan mengundang
rekan-rekan blogger. Mengangkat tema “Membangun Keluarga Berkualitas
dengan Cinta Terencana”, kegiatan ini diselenggarakan pada pekan lalu 15
Mei 2018 di Museum Penerangan, TMII, Jaktim.

Beruntung
terpilih menjadi 50 blogger yang berkesempatan mengikuti seminar dari tiga
narasumber, yaitu Ibu Eka Sulistya Ediningsih selaku Direktur Bina Keluarga
Remaja BKKBN, Kak Resi Prasasti selaku founder BloggerPlus dan Mbak Roslina
Verauli yang tak asing lagi sebagai psikolog di bidang keluarga dan perkawinan.

Bagaimana solusi BKKBN?

CINTA TERENCANA

Para pemateri seminar

Cinta terencana
merupakan sebuah rangkaian kegiatan yang diselenggarakan oleh BKKBN sekaligus
untuk memperingati Hari Keluarga Nasional yang jatuh setiap 29 Juni 2018. Hari
Keluarga kita semua tahun ini akan diadakan di kota Manado, Sulut.

Cinta terencana adalah
proses aktualisasi diri yang mendorong perilaku individu menjadi positif,
responsif, kreatif, produktir, dan berorientasi pada masa depan.

Dengan tumbuhnya
cinta terencana pada keluarga, maka akan membentuk perilaku remaja ataupun
individu keluarga yang berkomitmen dalam menyiapkan segala kebutuhan lahir dan
bathin untuk membahagiakan orang yang dicintainya, yakni pasangan hidupnya dan
anaknya kelak.

Beberapa prinsip
yang digunakan dalam Cinta Terencana; mencintai diri sendiri, pasangan,
keluarga, bangsa dan negara.

Cinta Terencana
percaya bahwa rasa cinta adalah elemen yang dimiliki seluruh manusia yang
mendorong setiap generasi dari mulai balita, remaja, dewasa dan lansia untuk
saling menjaga dan tumbuh bersama. Dengan cinta yang terencana merupakan kunci
keberhasilan menggapai cita-cita dan meraih masa depan cemerlang.

Cinta Terencana
bertujuan menyegarkan kembali ingatan masyarakat Indonesia bahwa keluarga
merupakan kekuatan utama dalam menumbuhkan rasa cinta tanah air dan
merencanakan masa depan yang gemilang.

Aspek yang lebih
luas berusaha untuk menggalang optimisme masyarakat untuk menyambut bonus
demografi demi Indonesia Emas 2045 dengan mengoptimalkan 8 fungsi keluarga juga
melibatkan 4 program substansi GenRe (Generasi Remaja) untuk menumbuhkan
semangat revolusi mental yang dimulai dari unit terkecil yaitu keluarga.

4 substansi GenRe
tersebut antara lain:

1.     
Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga.
2.     
Kesehatan
reproduksi remaja.
3.     
Keterampilan
hidup (kecakapan hidup atau pengembangan diri).
4.     
Perencanaan
Kehidupan Berkeluarga.


Dalam kampanye
ini menanggapi poin yang keempat, BKKBN menjadikan keluarga sebagai tujuan
utamanya. Ibu Eka Sulistya Ediningsih selaku Direktur Bina Keluarga Remaja
BKKBN menjelaskan bahwa ada tiga alasan.

Pertama, itu karena
keluarga adalah unit terkecil dalam setiap masyarakat. Sebelum seseorang
beranjak dewasa dan terjun ke masyarakat, sudah pasti seseorang berada dalam
lingkungan keluarga terlebih dahulu.

Kedua, keluarga
memiliki peran yang sangat besar dalam menentukan kualitas bangsa. Jika ada
orang yang melakukan kejahatan dan tindak kriminal, lihatlah latar belakangnya.
Bukan tidak mungkin hal itu disebabkan karena abainya peran keluarga semasa
kecil. Jika ada seseorang yang melakukan kebaikan, lihatlah pula latar belakangnya.
Sudah dipastikan itu karena adanya peran keluarga di dalamnya. Intinya,
bagaimana perilaku seseorang tak terlepas dari bagaimana keluarga memberikan
warna dalam kehidupannya.

Ketiga adalah
keluarga menjadi fondasi penting dari maju atau tidaknya suatu bangsa. BKKBN
percaya bahwa anak yang lahir dan besar dari keluarga yang sehat jasmani
rohani, sejahtera dan berkualitas, sudah dipastikan mereka dapat berkontribusi
dalam kemajuan suatu bangsa ketika dewasa nanti.

Sedikit
nostalgia Ibu Eka menambahkan bahwa konsep keluarga bahagia tercermin pada
sinetron masa silam yaitu Keluarga Cemara. Meski hidup dalam kekurangan
finansial (keterbatasan ekonomi) namun tak menjadi penghalang Abah dan Emak
dalam memberi kasih sayang, panutan dan rasa memiliki di dalam keluarga kepada
anak-anaknya Euis, Ara dan Agil. Selalu merasa aman, terlindungi dan hangat.

Sayangnya,
keluarga yang terencana tidak semulus yang dibayangkan. Maraknya
pernikahan dini yang terjadi menjadi salah satu tantangan. Oleh karena itu
BKKBN turut melibatkan blogger sebagai corong informasi dalam menyosialisasikan
betapa sebaiknya masyarakat menghindarkan diri dari praktek pernikahan dini
karena kerap berisiko memiliki masalah. Miris apabila melihat para remaja di
bawah umur tapi sudah menikah dan cepat memiliki anak? Padahal di usia mereka
yang masih beliau seharusnya diisi dengan belajar dan bermain bersama dengan
teman-temannya.

Kemudian
bagaimana kalau pernikahan dini sudah kadung terjadi? BKKBN meminta pasangan
yang telah memiliki anak untuk menyayangi dan merawat anak yang telah
dilahirkan tersebut dengan sepenuh hati. Selain itu BKKBN juga meminta kepada
mereka untuk menjaga jarak kelahiran dengan rentang waktu minimal 3 tahun. Itu
dikarenakan jika jarak kelahiran antara anak yang satu dan satunya lagi terlalu
dekat maka berpengaruh pada kurangnya perhatian yang diberikan kepada anak yang
lahir lebih dahulu.

Kriteria menikah
di usia yang ideal yaitu wanita di atas usia 21 dan pria di usia 25. Kenapa
dianjurkan menikah di usia tersebut? Sebab di atas usia 35 tahun organ
reproduksi wanita mengalami perlambatan atau tidak seproduktif dahulu lagi.

Setelah itu,
yang kedua Kak Resi Prasasti selaku pendiri dari Blogger Plus memberikan
presentasinya. Kali ini ia berbagi tips kepada para blogger tentang menulis.
Kenapa? Hal itu dikarenakan keberhasilan kampanye Keluarga Terencana juga tak
terlepas dari kontribusi para blogger saat menulis. Sebelumnya tentukan tujuan
sebelum menulis juga menjadi fokus utama. Dalam materi yang ia isi tersebut Kak
Resi menekankan betapa pentingnya branding bagi rekan blogger sebab
hal ini akan menjadi identitas.

Sesi yang
terakhir last but not least adalah sesi Mbak Roslina Verauli. Mbak Uli adalah
seorang psikolog sekaligus penulis buku dan pembawa acara dalam program televisi
bertajuk Cerita Perempuan pada 2015-2017.
Mbak Roslina membagikan kiat tentang bagaimana membangun keluarga sehat dan
terencana.

Psikolog keluarga Mbak Roslina Verauli

Para peserta
yang hadir diajak untuk mengikuti sebuah permainan untuk menguji seberapa jeli
pengetahuan kita terkait tentang pasangan dan hubungannya.

Menurut Roslina,
nikah itu sebaiknya jangan terburu-buru, tapi juga jangan terlalu matang. Tanya
kenapa. Karena jika seseorang menikah dalam usia yang terbilang muda atau
terlanjur tua dapat menimbulkan masalah di kemudian hari.

Aplikasi Kahoot (dok. Playstore)

Usia menikah
yang terlalu muda terbilang rentan karena secara psikologis belum siap. Begitu
pun jika seseorang yang menikah berada pada usia di kisaran 30 tahun atau
lebih, pernikahan tersebut juga berisiko terkena masalah karena mereka merasa
lebih independen dengan keputusannya dan dikhawatirkan tidak dapat mengerem
opini pribadi masing-masing individu.

Usia 20-an
adalah usia yang tepat untuk menikah. Tapi kalau ada yang ingin terburu-buru
ingin menikah padahal belum menginjak angka 20 tahun, sebaiknya menunggu hingga
usia 18 tahun baru diperbolehkan untuk menikah.

Mbak Ros juga
menjelaskan bahwa jika kita ingin membangun keluarga terencana, dimulai dengan
motif yang positif (karena cinta, ingin punya keturunan dan ingin memiliki
teman hidup). Sebab jika diawali dengan motif negatif, seperti ingin balas
dendam atau ingin punya jabatan tidak akan memberikan output yang baik. Jika
kita sudah siap membangun keluarga, maka jalanilah secara eksklusif. Sejatinya
sebab itulah kunci utama kita dengan pasangan.

Bagaimana
caranya membangun keluarga yang bahagia, sejahtera dan stabil? Mbak Ros
memberikan tips-tipsnya, antara lain adalah harus fleksibel, kohesi alias
adanya kedekatan dan tentu saja komunikasi. Jika kita menerapkan ketiga hal
tersebut di dalam keluarga, dijamin kualitas keluarga yang terjalin akan lebih
baik.
Membangun
keluarga bukan semata-mata saling cinta dan sayang, melainkan bagaimana kedua
belah pihak dapat menyisihkan perbedaan, menyatukan visi dan misi bersama,
saling menjaga satu sama lain serta menghadapi badai yang menghadang secara
bersamaan.

Mengaca pada
diri sendiri sudah siap memiliki cinta terencana untuk membangun keluarga yang
berkualitas?

Sebelum menutup
perjumpaan usai acara diakhiri dengan sesi foto bersama serta ramah tamah
antara para narasumber, peserta yang hadir dan seluruh panitia acara.

Narsis dulu guyss. Cheers!!

Tidak lupa untuk
menebarkan semangat terencana dengan yel-yel andalan dari BKKBN.

“Salam Genre yang
seperti salam Oke oce.
Genre: Sehat,
cerdas dan ceria

Genre Indonesia: Saatnya yang muda berencana!!”

  • No Comments
  • May 22, 2018

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *