Pengalaman Short Escape ke Jogja, Urusan Traveling Jadi Mudah Percayakan Aplikasi BRImo Aja
Hidup selucu itu ya? Sesuatu yang tidak direncanakan menemukan jalan tidak terduga dari yang kita kira sebelumnya. Justru sebaliknya rencana yang sudah disusun jauh-jauh hari sebelumnya dengan sangat matang terkadang malah menemui kendala atau urung terlaksana. Kira-kira beginilah gambaran pengalamanku bersama teman-teman yang punya hobi traveling pergi melakukan sebuah perjalanan yang terbilang singkat, spontan dan cenderung nekat.
Tanpa ba bi bu dan na ni nu kami bersepakat untuk pergi ke Jogja. Kota yang selalu jadi tujuan banyak orang dan entah kenapa walau sudah berkali-kali ke sana belum bosan juga. Semula kami akan mampir ke Malang baru ke Jogja tapi apa daya dewi fortuna belum berpihak pada kami. Tiket kereta api ke tujuan Malang sudah terlanjur habis hingga akhir tahun. Tersisa hanya tiket tujuan Jogja untuk keberangkatan dan kepulangan di malam hari. Jujur dengan bawaan dan perbekalan yang seadanya kami nggak ngoyo untuk membuat itinerary atau rencana perjalanan yang muluk-muluk.
Mendadak Short Escape 3 Hari di kota Jogja
Maklum 3 hari itu waktu yang sangat singkat bukan? Bayangkan berangkat hari Senin malam pulang Kamis dini hari. Tidak banyak destinasi yang bisa kami singgahi. Hanya sedikit pengalaman eksplorasi, wisata kuliner hasil rekomendasi dan membeli oleh-oleh atau buah tangan yang mudah dicari. Selebihnya waktu banyak dihabiskan selama di perjalanan di atas kereta baik itu ketika akan berangkat maupun jalan pulang.
Alhamdulillah perjalanan lancar meski badan sedang tidak bugar apalagi kondisi cuaca ketika itu yang terkadang samar-samar. Sebentar panas sebentar mendung dan hujan. Kereta Progo dengan hubungan kelas Ekonomi AC versi baru ( generasi baru ) membawa kami berempat dari Stasiun Senen menuju Stasiun Lempuyangan Jogjakarta. Padahal rencana semula ada sekitar 7-8 orang yang akan berangkat.
Keesokan harinya, pagi hari Selasa kira-kira pukul 07.30 meski kondisi masih gerimis tipis, cuaca mendung dan tampak basah sepanjang perjalanan kami tiba di stasiun tujuan akhir Lempuyangan. Setelah turun dari kereta lalu kami melakukan untuk membersihkan diri di kamar mandi dan berdiri sejenak di mushola sambil menyeruput teh hangat di pagi hari.
Begitu keluar dari stasiun di hari pertama tiba, kami memutuskan untuk menjelajahi Jogja dengan bus Trans Jogja dengan tarif 2700 perak bisa sepuas kemana saja seharian. Selama yang terpenting tidak keluar dari koridor dan halte tujuan.
Setelah berdiskusi singkat akhirnya bus koridor tersebut membawa kami dari terminal Ngabean transit menuju ke Terminal Giwangan. Cepat saja ada satu teman kami yang mengingat rekomendasi kuliner khas setempat. Tanpa pikir panjang berjalan kaki sedikit keluar dari terminal kami langsung menyantap semangkok mi ayam legendaris bernama Mi Ayam Tumini. Ketika itu masuk waktu jam makan siang tiba, keadaan tambah ramai mulai diserbu banyak pengunjung. Tak ayal jika tempat ini begitu digandrungi dan banyak diminati oleh para pecinta kuliner.
Rintik hujan dan angin kencang masih membayangi sepanjang perjalanan. Ketika perut kami sudah terisi dan kondisi cuaca perlahan-lahan terang kami lalu berangkat ke penginapan yang sudah dipesan sebelumnya. Tak perlu merogoh kocek dalam-dalam tarif homestay hanya 50 ribu semalam. Jarak antar penginapan dan beberapa destinasi yang kami singgahi lumayan berjauhan dari satu lokasi ke lokasi lain, kami seakan sampai harus berlari tapi tetap bisa kami nikmati.
Sesampainya di penginapan hari masih siang. Seluruh barang bawaan kami taruh di kamar masing-masing. Beberapa jam berselang sebelum sore menjelang kami keluar dari penginapan menuju kantor dinas perizinan pariwisata di daerah Umbulharjo. Di situ kami bersiap-siap mengikuti kegiatan Jogja Heritage Track . Salah satu program jalan-jalan dari Dinas Kebudayaan DIY dengan menggunakan mini bus berkapasitas 8 orang berkeliling kota Jogja sambil belajar warisan sejarah dan budayanya selama kurang lebih 90 menit dengan diantar seorang pemandu wisata ( tour guide ). Tidak hanya bercerita di dalam mini bus saja tapi kami juga sempat melakukan perhentian di Museum Sono Budoyo. Kami memperkenalkan barang-barang bersejarah di selasar sekitar Museum. Jangan salah program ini tidak dipungut biaya sama sekali alias gratis lho.
Setelah dari sana kami melangkahkan kaki ke resto bergaya Santo Rini, Yunani yang terletak di rooftop hotel Cavinton, Jogja. Kami menghabiskan senja dengan duduk-duduk bersantai menikmati minuman dan cemilan sambil mengabadikan momen berfoto di setiap sudut ornamen yang instagenik hingga lupa waktu. Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 8 malam. Lagi-lagi di tengah perjalanan kami diguyur hujan. Tidak lama kami berangkat menikmati kuliner khas iga bakar Jogja (Bajog) di daerah ring road Condongcatur. Malam kami tutup dengan menu kuliner khas sate koyor dan minuman jamu kunyit asam lalu kembali istirahat ke penginapan.
Rabu paginya, sayang jika kami tidak memanfaatkan waktu sebaik mungkin untuk menikmati sisa waktu di kota Jogja karena hari itu kami akan segera check out dari homestay . Setelah semua tugas selesai dikemas dan kami titipkan pada petugas kami lalu mengerahkan pencarian sarapan. Pasar Ngasem menjadi pilihan kami pagi itu. Di sana tersedia berbagai macam bubur ketan atau jenang hingga nasi lauk pauk yang dibungkus dengan pincuk dan daun jati.
Lokasi yang tidak jauh dari kawasan Malioboro. Sayang jika tidak ke Jogja kalau belum berkeliling Malioboro. Mumpung sudah di tengah kota kami sekalian saja mencari oleh-oleh khas kota Jogja mulai dari pernak-pernik sampai ke penganan khasnya yaitu bakpia. Malioboro yang sekarang lebih tertata rapi karena para pedagang yang dahulu berjualan di pinggir jalan dikumpulkan di satu kawasan yang dikenal sebagai teras Malioboro.
Waktu menunjukkan jam makan siang tiba. Perut kami sudah keroncongan. Saatnya kami mampir untuk menikmati gudeg H. Amat tidak jauh dari stasiun Tugu yang terkenal lebih gurih dan nikmat. Ada pilihan dengan tahu tempe, telur hingga ayam. Tentu saja ditambah dengan sambal goreng krecek. Setelah kenyang perjalanan kami lanjutkan membeli oleh-oleh bakpia. Kami menemukan bakpia dengan harga yang murah meriah di salah satu sudut toko pusat oleh-oleh serba ada. Bakpia Gendis namanya sekotak isi 20 buah pia kira-kira.
Belum berhenti di situ saja, maklum kami yang turis ala backpacker ini masih penasaran dan belum puas berbelanja. Entah kaki teman-temanku seperti masih kuat saja menopang badan mereka saat berkeliling di Pasar Beringharjo. Mulai dari daster, tas batik brem hingga bawang putih tidak luput dari belinya.
Dari situ kami lalu memindahkan cuci mata di Toko Hamzah Batik sambil minum jamu yang dihidangkan dengan batok kelapa. Kemudian berjalan terus melewati depan Istana Kepresidenan Jogja yaitu Gedung Agung hingga bertemu kembali dengan bioskop yang tidak jauh dari Museum Sonobudoyo. Menikmati senja di kota Jogja sungguh indah dan selalu istimewa. Ingin rasanya berlama-lama tapi waktu juga yang akhirnya memisahkan kita.
Sakit berganti malam. Tersisa waktu beberapa jam saja hingga akhirnya kami harus mengucapkan selamat tinggal dari kota Jogja dan mengambil barang yang kami titipkan tadi di penginapan lalu pergi ke stasiun Lempuyangan. Kereta Joko Tingkir yang kami naiki tiba pada Kamis dini hari tepat pukul 00.05, lagi-lagi dengan hubungan kereta ekonomi New Generation tujuan akhir Stasiun Pasar Senen mengantar kami pulang ke ibukota.
Kalian sudah tahu belum? Sekarang kalau ingin pergi liburan ke luar kota jadi semakin mudah cukup dari mobile banking saja. Salah satunya dengan aplikasi BRImo yang membantu kita untuk memesan tiket bus, kereta api, whoosh atau pesawat. Caranya juga terbilang cepat dan ringkas, kita hanya perlu masuk atau login terlebih dahulu ke akun BRImo lalu klik menu Lifestyle, lalu klik Fitur Travel. Jadi kita tidak perlu repot lagi antri untuk mencari tiket transportasi selama perjalanan, karena semuanya sudah tersedia dalam satu gawai yang kita miliki.
Pemesanan Tiket Kereta Api Jadi Mudah Melalui Aplikasi BRImo
Nih aku bocorkan langkah mudahnya berdasarkan pengalaman yang pernah penulis rasakan. Khusus untuk pemesanan tiket kereta api, pertama buka aplikasi BRImo, dan pilih opsi “Lainnya”.
Kedua masuk ke opsi Travel, lalu pilih Kereta Api, kemudian setelah memilih moda transportasi, tentukan tanggal keberangkatan dan isi data penumpang. Setelah semua selesai terisi, kita bisa memilih kursi favorit yang tersedia pada aplikasi.
Kemudian selanjutnya melakukan transaksi pembayaran secara mudah tanpa harus pindah aplikasi lagi. Jangan lupa manfaatkan promo cashback yang tersedia agar semakin hemat. Terakhir klik bayar, dan voila tiket kita pun langsung jadi saat itu juga!
Banjir Hadiah Melimpah dari Poin BRImo FTVL
Eits, kabar baik lagi adalah bagi yang rajin menambah saldonya dan selalu bertransaksi baik melalui BRImo, ataupun dengan menggunakan kartu debit dan kartu kredit BRI . Kalian berkesempatan memenangkan beberapa hadiah dengan total sebanyak 100.000 serta hadiah langsung setiap minggunya di hari Jum’at melalui Friday Deals dari undian BRImo FTVL.
Siapa juga yang tidak ingin memboyong hadiah utama seperti mobil BMW 520iM Sport, Hyundai Creta Alpha, dan motor Vespa Primavera? Berikut penulis tumpahkan caranya. Jadi setiap transaksi melalui BRImo sudah otomatis diikutsertakan ke dalam rangkaian BRImo FSTVL 4. Ayo pergunakan kesempatan ini sebaik-baiknya mumpung masih panjang periode buat ikutan sampai 31 Maret 2025.
#BRImo #BRImoMudahSerbaBisa #BRImoFSTVL #BerlimpahHadiah