19 C Jakarta
Saturday 27th April 2024
By SamAzhar

Energi Terbarukan Untuk Alternatif Hidup Lebih Baik

saatnya-energi-muda-beraksi
ilustrasi biofuel

Ketergantungan Indonesia akan Bahan Bakar Fosil
Manusia
membutuhkan energi sebagai komoditas utama dalam menjalankan perekonomian. Sumber
energi dunia umumnya berasal dari sumber energi tak terbarukan (
unrenewable
resources
) seperti minyak bumi, gas alam dan batu bara. Secara garis besar
pemanfaatan energi tersebut diprioritaskan untuk sektor rumah tangga, komersil,
industri dan transportasi.



Kementerian
ESDM (2008) menyebutkan konsumsi energi di Indonesia masih bergantung pada
minyak bumi. Minyak bumi mendominasi sekitar 54% penggunaan energi Indonesia.
Konsumsi energi di Indonesia terus meningkat dengan pertumbuhan 7% setiap tahunnya,
sedangkan peningkatan konsumsi energi dunia hanya berkisar 2,6% per tahun. Bahan
bakar berfosil ini tidak dapat mencukupi keperluan jangka panjang. 

saatnya-energi-muda-beraksi
Ilustrasi kelangkaan Bahan Bakar Fosil (dok. Kompasiana.com)
Pada 2030
diperkirakan cadangan minyak bumi Indonesia akan habis. Berdasarkan data Ditjen
migas (2012) menyebutkan cadangan minyak Indonesia mengalami penurunan yang
signifikan setiap tahun. Sejak tahun 2004 saja tercatat ada sekitar 8,61 milyar
barel, 7 tahun kemudian pada tahun 2011 cadangan minyak hanya mencapai 7,73
milyar barel. 
Kecenderungan
gejala ini sejalan dengan hasil produksi yang tidak memuaskan. Pada akhirnya
negara kita terpaksa hanya mampu mengimpor dari negara tetangga seperti Brunei
Darussalam dan negara lain yang berada di Timur Tengah seperti Arab Saudi,
Nigeria dan Azerbaijan. (
esdm.go.id).

saatnya-energi-muda-beraksi
Sumber: icare-indonesia.org
Jika hal ini
dibiarkan, cadangan energi semakin lama akan semakin menipis. Diperkirakan akan
lebih cepat yaitu 10-12 tahun akan habis. Hal ini dapat terjadi jika kebutuhan
masyarakat Indonesia akan energi tidak mengalami kenaikan yang signifikan
setiap tahunnya. Sementara untuk proses produksi bahan bakar fosil sendiri
memerlukan waktu hingga jutaan tahun. Kelangkaan ini juga memicu kenaikan harga
minyak mentah dunia. Apabila dibiarkan eksploitasi bahan bakar jenis ini
secara berlebihan akan menimbulkan kerusakan lapisan ozon, akibat menumpuknya
emisi gas buang di udara hasil dari pembakaran CO
2 kendaraan
bermotor, sebagai dampak terjadinya pemanasan global (
global warming).

Solusi Untuk Mengurangi Konsumsi Energi Fosil
saatnya-energi-muda-beraksi
Subsidi BBM dari Pemerintah ketika itu (merdeka.com)
Pemerintah
mengeluarkan kebijakan berupa subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) untuk membantu
kegiatan ekonomi rakyat, namun hal ini malah menimbulkan ketergantungan
masyarakat terhadap pemerintah. Dampak yang terjadi berupa pembengkakan
anggaran belanja negara. Oleh sebab itu, sebagai upaya menjamin pasokan energi dalam
negeri, pemerintah mengeluarkan Peraturan Presiden No.5 Tahun 2006 tentang kebijakan
energi nasional. Berdasarkan Perpres tersebut mulai dilakukan terobosan
diversifikasi energi melalui pengembangan Bahan Bakar Nabati (BBN) sebagai
sumber energi alternatif.
saatnya-energi-muda-beraksi
Sumber Energi Alternatif Terbarukan (sumber: kemendagri.com)
Penelitian
untuk mencari jenis energi baru yang murah, mudah dan ramah lingkungan tersebut
telah lama dimulai. Seperti di

negara maju kini telah mulai mengaplikasikan berbagai variasi proses produksi
energi alternatif dari minyak nabati di antaranya berasal dari jarak pagar, kelapa
sawit (crude palm oil), kedelai, jagung, karet, kanola (rapeseed)
sebagai penghasil biofuel.
Sumber alternatif energi baru yang potensial
untuk dikembangkan di Indonesia berasal dari bahan bakar nabati (biofuel)
yaitu biodiesel.
Biodiesel sebagai Tumpuan Energi Terbarukan Indonesia
Biodiesel merupakan bahan
bakar yang mengandung senyawa Fatty Acid Methyl Esther (FAME) sebagai
komponen utama dengan karakteristik yang menyerupai minyak solar. Di negara
kita bahan nabati yang digunakan adalah minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO). Biodiesel murni
dikenal dengan simbol B100 yang
artinya biodiesel dengan kadar 100%.
saatnya-energi-muda-beraksi
Produk B20 Biodiesel (dok. tribunnews.com)
Arah
kebijakan biodiesel di Indonesia mengacu pada arah keberlanjutan ekonomi,
sosial dan lingkungan. Untuk itu melalui Permen ESDM No. 12 Tahun 2015,
pemerintah mengeluarkan kebijakan berupa Program Mandatori
B20. Beda halnya dengan B100, B20 masih terdiri dari pencampuran
antara 20% biodiesel dengan 80% minyak solar. Kebijakan tersebut dibuat bukan
tanpa alasan. Beberapa manfaat dari Program B20 adalah untuk mengurangi
ketergantungan impor terhadap minyak solar, menyumbang penghemat devisa negara
sebesar 5,5 Milyar Dollar per tahunnya sehingga menjaga kestabilan rupiah serta
mendorong peningkatan harga CPO itu sendiri.
Saatnya Yang Moeda Tampil
saatnya-energi-muda-beraksi
Saya #EnergiMuda (dokpri)
Bayangkan
ketika dua jempol dapat menghasilkan energi, maka dengan kedua jari tangan
tersebutlah kita mampu ber #kolaborAKSI. Sebagai negara yang diberkahi bonus
demografi dimana mayoritas penduduknya berasal dari generasi milenial. Sudah
tepat jika tongkat estafet diberikan kepada generasi muda yang menjadi
agent of change. Mereka harus mengetahui,
menyadari, mampu dan mau bertindak secara nyata.
saatnya-energi-muda-beraksi
Sumber: Coaction Indonesia
Untuk
itulah Koaksi (Coaction Indonesia) sebagai medium platform advokasi dan
kolaborasi serta akselerasi energi terbarukan di Indonesia hadir untuk mengajak
sekaligus membuka perspektif kalangan muda/ milenial untuk ambil bagian dan
berkontribusi aktif dalam membahas dan mengangkat isu-isu terkait energi dan energi terbarukan.
Program B20 mustahil akan efektif disosialisasikan tanpa wujud peran serta mereka
dalam menyebarluaskan informasi dan melakukan aksi nyata khususnya dalam upaya membudayakan penghematan serta konservasi energi. Bahasan tentang energi tidak lagi diperlakukan secara eksklusif tetapi justru kini sudah banyak didiskusikan lewat forum-forum anak muda.
saatnya-energi-muda-beraksi
Kampanye Saatnya Energi Muda Beraksi (dok. Imawan)
Nah, sekarang tergantung bagaimana sikap kalian sebagai generasi muda harapan bangsa. Tetap ingin berpangku tangan atau menunjukkan taji untuk menawarkan solusi? Banyak ide segar dan terobosan yang bisa dilakukan. Jika belum mampu turun tangan paling tidak dapat menyumbang atau urun angan. Jadi jangan kendalikan pikiran kalian hanya untuk duduk manis dan berdiam diri.


  • 5 Comments
  • December 10, 2018

Comments

  1. Afifah Mazaya
    December 12, 2018

    Mungkin belum bisa ikut penelitian energi, tapi paling tidak, bisa ikut menyebarkam infonya.

  2. Ani Berta
    December 13, 2018

    Ya ampunnnnn perkiraan 2030 energi fosil akan habis? Mengerikan!!! Selayaknya penggunaan energi terbarukan bisa dimanfaatkan mulai dari sekarang. Semoga semua stakeholder bisa berkontribusi untuk mempercepat pengembangannya

  3. Unknown
    December 13, 2018

    Paling ngga, dengan membantu menyebarkan ini maka informasi soal energi terbarukan makin bisa didengar oleh banyak orang.

  4. Damar Aisyah
    December 13, 2018

    Generasi muda sangat potensial dalam menyebarkan info ini, apalagi melalui sosial media. Hmmm, penyebarannya pasti cepat. Apalagi kalau didukung tindakan nyata pasti lebih mantap

  5. Dian Restu Agustina
    December 17, 2018

    Jika belum mampu turun tangan paling tidak dapat menyumbang atau urun angan. Setujuu bangets! Kuy, beraksi sebarkan informasi!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *