- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Pendahuluan
Bukan hal yang baru lagi bahwa kemajuan bangsa di masa depan ditentukan
pula oleh kualitas sumber daya manusianya. Hal ini bukan semata-mata disebabkan
oleh melimpahnya sumber daya alam (SDA). Sebagaimana kita ketahui sebelumnya
kemajuan jaman telah membawa pada perubahan yang disebut dengan Revolusi
Industri dimana pertama kali diperkenalkan di negeri Ratu Elizabeth yaitu Britania
Raya (Inggris).
Tahapan revolusi
industri pertama kali diperkenalkan dengan penciptaan alat-alat mekanik dan
tenaga yang digerakkan oleh mesin uap. Kemudian berlanjut dengan produksi
alat-alat tersebut secara massal, perakitan dan energi listrik masuk
mempermudah kehidupan manusia pada revolusi industri jilid yang kedua. Nah di
jaman sekarang ini penggunaan tenaga manusia semakin lama digantikan oleh peran
otomatisasi (robotic), serba
terkomputerisasi bahkan manusia sudah sangat bergantung dengan barang-barang
elektronik. Tak terasa seiring dengan berkembangnya zaman yang semakin
revolusioner kita telah memasuki gerbang era dimana sistem informasi dan
jaringan internet begitu melekat dan menyihir dunia dan dikenal dengan nama Industri 4.0.
Indonesia tak
boleh ketinggalan dalam menghadapi arus globalisasi. Namun jangan sampai
terbawa arus sehingga melupakan jati dirinya dalam berbangsa dan bernegara. Saat ini Revolusi Industri 4.0 menjadi
harapan sekaligus tantangan bagi keluarga di Indonesia. Keluarga kini dituntut
untuk beradaptasi dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang dan
mempengaruhi kehidupan setiap anggota keluarga secara struktural maupun
kultural.
BKKBN selaku institusi sekaligus lembaga negara yang melayani hajat hidup
keluarga Indonesia sekaligus menciptakan regenerasi SDM berkualitas memandang
perlu untuk berkontribusi menyukseskan Making Indonesia 4.0. Revolusi Industri
4.0 membawa perubahan lingkungan strategis yang mempengaruhi peran
keluarga, masyarakat dan dunia pendidikan di dalam mendidik, menerapkan dan
menumbuhkan nilai karakter bangsa.
Peran beberapa kementerian dan lembaga pemerintah sebut saja Kementerian
PPN/ Bappenas, Kemdikbud, Kemenristekdikti, Kementerian PPPA, BKKBN serta
jajarannya, perguruan tinggi dan lain-lain dirasa belum secara optimal dalam
memfasilitasi dan mendampingi keluarga Indonesia dalam mendidik anak untuk
menghasilkan sumber daya yang berkualitas. Sayangnya, apa yang dilakukan BKKBN
dan mitra kerja belumlah sama cepatnya dengan perubahan nilai-nilai kehidupan
keluarga yang lebih cepat berubah akibat diterpa berbagai informasi digital.
Teknologi informasi begitu cepat dan bebas menembus ruang-ruang pribadi keluarga.
![]() |
Dokumentasi pribadi |
Beruntung pada Kamis (14/11) yang lalu saya berkesempatan hadir di Ruang Operasional, kantor BKKBN, Gedung Halim 1, Lantai 3 Jakarta Timur untuk mengikuti acara diskusi temu Blogger yang bertajuk Pembangunan Keluarga di Era Industri 4.0 dengan menghadirkan beberapa narasumber ahli yang kompeten di bidangnya masing-masing, antara lain; Bapak Dr. dr. M. Yani, M. Kes, PKK sebagai Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, BKKBN, Bapak Dr. Pribudiarta Nur Sitepu, MM., selaku Sekretaris Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak RI serta Mbak Roslina Verauli, M. Psi yang kondang sebagai Psikolog Anak, Remaja dan Keluarga. Acara diskusi tersebut dimoderatori oleh Mas Wildashah.
![]() |
Narasumber dan Moderator (dokpri) |
Pak Yani juga menjelaskan, bahwa ada tiga komponen kunci yang bertanggung
jawab dalam pengasuhan termasuk nilai-nilai esensial pembentuk karakter bangsa
yaitu keluarga, masyarakat dan dunia pendidikan. Keluarga adalah tempat pertama
kali dan utama dalam pengasuhan dan mendidik anak dalam menumbuhkan nilai-nilai
tersebut. Masyarakat ikut berperan di dalamnya dengan menjaga agar nilai-nilai itu tidak
luntur dan tumbuh subur. Sekolah merupakan sarana lanjutan tempat pembentukan
peserta didik dalam menumbuh kembangkan nilai-nilai karakter mereka
masing-masing.
Revolusi Industri 4.0 menjadi harapan sekaligus tantangan bagi keluarga
di Indonesia. Keluarga kini dituntut untuk beradaptasi dengan kemajuan
teknologi yang semakin berkembang dan mempengaruhi kehidupan setiap anggota
keluarga secara struktural maupun kultural. Jika konsep orang terdahulu
menyimpulkan bahwa banyak anak banyak rezeki. Berbeda di zaman sekarang, di kalangan
generasi milenial dan generasi Z, konsep keluarga kecil (nuclear family) dengan dua anak semakin populer. Sebab pada kedua
generasi tersebut sangat berorientasi pada karir dan masa depan.
Namun kenyataan yang terjadi sekarang, generasi ini memiliki kecemasan
terhadap situasi politik, ekonomi, dan lingkungan yang dianggap malah semakin
memburuk keadaan. Perilaku ini tidak lepas dari konstruksi berbagai media digital
dan produk budaya populer yang mempengaruhi gaya hidup remaja Indonesia.
Pilihan untuk menjadi LGBT, melajang atau menikah tanpa anak mulai tumbuh di benak
generasi muda sebagai gaya hidup (lifestyle).
Justru kenyataan yang terjadi kini malah lebih memprihatinkan. Kelahiran anak yang
disebabkan oleh hubungan di luar nikah (married
by accident) semakin marak saja di kalangan remaja. Mirisnya di zaman
kiwari ini perilaku tersebut malah direspon secara permisif oleh sebagian
masyarakat.
Masalah-masalah Komunikasi yang Timbul di Tengah Keluarga Industri 4.0
Mbak Vera
sebagai Psikolog menuturkan mayoritas orang tua masih menyakini bahwa kunci
keluarga yang harmonis adalah dengan merasa dekat dan menjaga komunikasi
dengan anak mereka. Namun, karena terkendala waktu, seringkali orang tua tidak bisa
optimal mendamping anak-anaknya. Di saat yang bersamaan, anak-anak mereka sudah
terlalu asik berselancar di dunia maya yang menyuguhkan hiburan di tengah
penatnya aktivitas mereka di luar rumah. Orang tua selalu merasa bersalah
sekaligus membiarkan hal ini tetap berjalan begitu saja.
Sejak game
online dengan mudahnya dapat diakses melalui ponsel pintar (smartphone), pola bermain anak menjadi
sangat berubah. Mereka dapat tetap bermain ketika keluarga berkumpul. Kecenderungan
ini akan membuat anak lebih nyaman bermain sendiri (ansos) ketimbang bermain
dengan orang tuanya. Maka dari itu, orang tua perlu menyiasati hal tersebut
dengan membuat kegiatan interaksi bermain bersama.
![]() |
Macam-macam pilihan keluarga menurut Mbak Vera |
Semakin derasnya arus teknologi informasi, muncul kerinduan keluarga Indonesia untuk berkomunikasi secara tradisional, emosional, bahkan mental dengan orang yang dicintai semakin kuat dengan syarat tidak dengan fasilitas teknologi. Keluarga di Indonesia tinggal di rumah bersama tetapi mengalami keterpisahan jarak karena teknologi. Menariknya, banyak orang tua juga berteman dengan anak mereka di media sosial untuk mengawasi perilakunya sekaligus mencoba untuk merasa dekat dengan anaknya.
Teknologi
merubah tradisi, sosial, budaya, ekonomi dan struktur keluarga tradisional
dengan nilai-nilai baru. Saat ini keluarga di Indonesia kesulitan untuk
membangun hubungan yang dengan anggota keluarganya. Hal tersebut mendorong
beberapa kelompok masyarakat yang ingin mempromosikan kembali semangat
nilai-nilai tradisional kepada kehidupan keluarga moderen saat ini terutama dalam menghadapi #revolusikeluarga4
Tak dapat
dipungkiri saat ini di era #keluargaindustri4 setiap keluarga memiliki kemudahan akses karena teknologi dan
aplikasi yang memungkinkan mempermudah pekerjaan di dalam rumah tangga mereka.
Seperti aplikasi jasa sehari-hari/ daily
services, aplikasi pengatur keuangan dan lain-lain. Hanya dalam sekali
sentuh dan dalam genggaman.
Teknologi
semakin membuka tren globalisasi yang membuat keluarga di Indonesia semakin
terbuka dengan pemahaman kebudayaan dan berinteraksi dengan siapa pun tanpa
memandang batas negara. Industri 4.0 perlahan-lahan menghapus banyak jenis pekerjaan konvensional sekaligus membuka jenis pekerjaan
yang benar-benar baru. Bersamaan dengan itu, potensi digital membuka peluang
usaha bagi keluarga dengan membuka bisnis online.
Pak Pribudi
berujar bahwa Laju industri generasi keempat (4.0) mendorong berbagai perubahan
rill pada perilaku individu bahkan institusi secara kolektif. Industri 4.0
memiliki potensi luar biasa dalam merombak aspek industri, birokrasi sekaligus kehidupan
manusia. Kemajuan teknologi seperti kecerdasan buatan, printer 3D, robot, big
data, cloud computing, nanoteknologi, bioteknologi dan internet
of things membuat kehidupan manusia berubah dan mudah.
Tetapi menurut beliau dalam kutipan seorang ekonom dari Jerman, sekaligus pencetus revolusi industri 4.0, Profesor Klaus Schwab, mengatakan revolusi industri
dapat berdampak buruk bagi pemerintahan yang tidak adaptif terhadap kecepatan
perkembangan teknologi. Family 4.0 adalah platform gerakan yang dapat
mengarahkan semua pihak yang terkait dalam pembangunan keluarga untuk
berkolaborasi menghasilkan output dan outcome #keluargaindustri4 berkualitas yang terukur dengan waktu yang relatif cepat dengan mengadaptasi
semangat perubahan dari revolusi industri 4.0.
Salah satu
faktor penghambat pembangunan keluarga terutama di internal BKKBN adalah slogan
“Dua Anak Cukup” dan branding imej melalui “Bagi-bagi alat kontrasepsi” yang
melekat di masyarakat, swasta bahkan pada para pejabat publik di level
nasional, provinsi dan kabupaten. Pencitraan BKKBN tidak sesuai dengan
semangat zaman serta masih minimnya publikasi penelitian dan kajian
pembangunan era #revolusikeluarga4 baik dalam bentuk akademik dan popular.
Manfaat Proyek BKKBN ke depan
Oleh karena itu BKKBN tidak tinggal diam dan bergegas untuk mengembangkan kebijakan pembangunan keluarga yang disesuaikan dengan semangat
revolusi industri 4.0 (#revolusikeluarga4), dengan harapan BKKBN sebagai lembaga negara akan selalu relevan dengan
perkembangan zaman yang ada. Penerapan Family 4.0 (#keluargaindustri4) pada setiap jajaran BKKBN justru akan membuat setiap program dan kebijakan menjadi lebih adaptif, sinergis,
terintegrasi dan holistik.
![]() |
ket: Skill anggota keluarga yang harus dimiliki tahun 2020 |
Hubungan Komunikasi yang Strategis
Untuk itu BKKBN menilai perlunya membuat beberapa langkah strategis mulai dari jangka pendek hingga jangka panjang melalui renstra (perencanaan strategis) baik di dalam lini strukturisasi jajarannya maupun dalam lingkup keluarga Indonesia dalam menyusun platform Family 4.0.
Berikut beberapa kebijakan BKKBN agar lebih komunikatif dalam menghadapi Industri 4.0 dengan cara:
Untuk itu BKKBN menilai perlunya membuat beberapa langkah strategis mulai dari jangka pendek hingga jangka panjang melalui renstra (perencanaan strategis) baik di dalam lini strukturisasi jajarannya maupun dalam lingkup keluarga Indonesia dalam menyusun platform Family 4.0.
Berikut beberapa kebijakan BKKBN agar lebih komunikatif dalam menghadapi Industri 4.0 dengan cara:
•Memetakan
target komunikasi agar proses pesan tidak hanya memberikan informasi tetapi
sekaligus memberikan pengaruh dan mendapatkan dukungan.
•Menyusun pesan
yang disesuaikan dengan subtansi dan visi lembaga yang akan menjadi calon mitra
atau membangun kerjasama antar lembaga.
•Menerapkan
metode komunikasi informatif, persuasif, edukatif dan kursif disesuaikan dengan
sasaran yang dituju.
•Memilih media
komunikasi sesuai sasaran khalayak, stakeholder maupun mengikuti tren
terkini.
•Melakukan
proses monitoring dan menata sistem saluran komunikasi.
•Melakukan
proses evaluasi dan inovasi yang taktis dalam berkomunikasi.
Kunci Keberhasilan dari Platform Family 4.0
Tidak hanya keluarga sebagai basis individu tapi juga sebagai kesatuan bangsa agar platform
Family 4.0 terwujud memerlukan beberapa langkah yang harus dicapai, di antaranya:
•Optimalisasi roadmap,
time schedule dan milestone.
•Merelokasi
anggaran sesuai prosedur dan peraturan sekaligus mengupayakan dukungan anggaran
dari pihak-pihak terkait.
•Menjaga
komunikasi dan terus-menerus dengan menyamakan persepsi terkait pentingnya pembuatan
Platform Family 4.0.
•Menyusun taktik
dan strategi komunikasi baik secara formal maupun informal kepada setiap stakeholder
terkait.
•Memberikan
workshop pengembangan kapasitas agar menjadi pegawai yang memiliki prinsip dan
sikap yang mencerminkan semangat industri 4.0.
![]() |
Foto bersama Mbak Vera (dokpri) |
Penutup
Oleh karena itu di era Revolusi Industri 4.0 pembangunan keluarga
harus memiliki format baru agar sejalan dengan era revolusi industri yang kekinian.
Keluarga merupakan kunci dari keberhasilan pembangunan manusia di era Revolusi
Industri 4.0, yang pada gilirannya berpengaruh juga pada pencapaian bonus
demografi. Jika saja momentum bonus demografi di era Revolusi Industri 4.0
tidak terkelola dengan baik, bisa jadi momentum emas bonus demografi maupun
Revolusi Industri 4.0 akan sia-sia saja dan akhirnya gagal tercapai.
Wallahualam bi shawab. Man jada wa jadda.
Salam Genre,
#JurnalAzhar
Wallahualam bi shawab. Man jada wa jadda.
Salam Genre,
#JurnalAzhar
- Dapatkan link
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Penting yang membangun komunikasi yang strategis imbang antara kualitas dan juga kuantitas
BalasHapusBetul sekali. Sepakat dengan semangat mom ya ng satu ini. Komunikasi terjalin karena adanya interaksi. Selain frekuensinya sering kualitasnya pun perlu dibenahi. Ya kan ya kan? Hehe
HapusPeran pemerintah penting banget untuk mempersiapkan membangun keluarga di era revolusi industri 4.0 ini. Aku ikut deg-degan kira-kira nanti akan seperti apa ya bentuknya
BalasHapusTos dulu dong kak :) akupun seperti itu #keluargaindustri4
HapusIni nih calon kepala rumah tangga yang harus membangun keluarga harmonis.
BalasHapusSetuju banget deh ideanya harus komunikasi.
Bagaimana kalau kita sering sering makan bareng biar akrab hahahaha
BalasHapussemoga bisa konsisten menerapkan kebersamaan makan bersama di hari biasa nih..yukk kita kembali ke meja makan
BalasHapusKak Sam nanti jangan lupa kalau udah punya keluarga terapkan pondasi komunikasi. Hihihi, jangan sampai kaya aku nih udah berkeluarga tapi susah banget buat ngumpul.
BalasHapusTeknologi benar-benar bisa merubah tradisi secara langsung atau tidak semoga berdampak baik bagi keluarga
BalasHapusKembali ke meja makan terdengar simple, tapi kita harus trrus berusaha mewujudkannya karena bisa mempererat hubungan antar anggota keluarga
BalasHapuswah termasuk member genre ya ? arus informasi yang dasyat memang bikin kita harus pilah pilih mana yang baik mana yang buruk biar ga terkena dampak negatifnya
BalasHapusaihh.. udah mumpuni ilmu keluarganya nih, hehe.. iya benar, harus siap menghadapi era industri 4.0 biar keluarga kuat dan harmonis
BalasHapusIya ya kangen juga kumpul keluarga jaman dulu. Bisa nonton tv sekeluarga besar. Kemajuan teknologi emang gak bisa dihentikan.. sekarang ya tugas bersama bagaimana mewujudkan family 4.0 yg tetap harmonis dan utuh. Dan orangtua mesti bisa ini mengikuti tren perkembangan zaman.
BalasHapusperlu digarisbawahi ya sam bahwa komunikasi saat makan bersama keluarga bukanlah komunikasi searah. kalo searah misalnya org tua bertanya anak menjawab nah itu perlu diperbaiki lagi kualiats komonukasinya hehee
BalasHapusKalau Keluarga saya agak sulit menerapkan makan bersama ini, secara anak sudah remaja dgn aktifitas yg padat. Tapi berusaha dan komit satu sama lainnya jadi bisa terwujud makan bersama setiap hari dan no gadget
BalasHapusKeluarga , walaupun unit terkecil dari pembangunan masyarakat tapi penting banget untuk selalu diperhatikan. Kadang banyak orang habis-habisan kejar materi dan karir, tapi lupa dengan kebahagiaan dalam keluarganya sendiri. Mari makan di meja makan bersama keluarga :-)
BalasHapusKeluarga adalah pendidikan pertama karakter seseorang dan menjadi tempat berkumpul, jika semua keluarga di Indonesia bahagia dan sejahtera InsyaAllah Indonesia makin jaya :)
BalasHapusWah,. Sam udah punya platform keluarga 4.0 keceh.. jadi nanti ga kaget lagi.. tinggal cari sebelahnya aja
BalasHapusyekaaan ��
Kita bangsa yg harus terus berkembang mengikuti jaman kan ... Di awali dari ruang terkecil yaitu keluarga kita harus terus membuat perbaikan dengan menciptakan keluarga yg bahagia dan sejahtera
BalasHapusjadi kapan brother??
BalasHapuskudu siap menghadapi revolusi industri 4.0 yang udah kelihatan batang hidungnya. hihih. Kebiasaan keluarga makan di meja makan bisa menjadi langkah menuju keluarga industri 4.0
BalasHapusIyah, karena komunikasi keluarga akan jadi kekuatan moral bagi individu didalamnya.
BalasHapusKomunikasi keluarga akan jadi daya tahan yang baik
Sam buruan dah kahwin biar ilmunya.bisa dipraktekin hahahaha. Jgn lupa Sam sblm merit omongin dulu mau bentuk keluarga spt apa eaaaa
BalasHapus